I.
TUJUAN
Untuk
mengetahui respon Fisiologis dan Morphologis tanaman C3 dan C4 terhadap stres
lingkungan, yaitu kelebihan air dibagian akar.
II.
ALAT
DAN BAHAN
A.
Alat :
ü
Sendok semen
ü
4 polybag
ü
Ayakan
ü
Gembor
ü
4 label
ü
Staples
ü
Mistar
ü
Correction pen
ü
Kertas HVS
ü
Pena
B.
Bahan :
ü
10 benih tanaman C3 (kacang hijau)
ü
10 benih tanaman C4 (jagung)
ü
Tanah
ü
Air
III.
LANGKAH
KERJA
1)
Membuat label pada tiap polybag, yaitu :
C3 C3 C4 C4
Kontrol Rendam Kontrol Rendam
2)
Mengayak tanah dan memasukkannya pada tiap
polybag;
3)
Menyiram semua media tanam;
4)
Membuat 5 lubang sedalam ± 2 cm pada tiap media;
5)
Memasukkan semua benih C3 dan C4 ke dalam setiap
lubang sesuai label, lalu menguburnya;
6)
Menyiram setiap hari pada pagi dan sore hari;
7)
Usia 3 minggu melakukan pengamatan terhadap
warna daun, kelayuan tanaman dan akar adventif;
8)
Selanjutnya pengamatan dilakukan setiap 3 hari
sekali, sebanyak 12 kali pengamatan;
9)
Memasukkan data pada tabel dan membuat laporan.
IV.
HASIL
PENGAMATAN
Tabel Daftar
Perubahan Yang Terjadi Pada Tanaman
Uraian
|
Tanaman
C3
|
Tanaman
C4
|
Keteranagan
|
||
Kontrol
|
Perlakuan
|
Kontrol
|
Perlakuan
|
||
Warna daun
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
23 Oktober 2012
|
Kelayuan tanaman
|
Belum
|
Belum
|
Belum
|
Belum
|
|
Akara adventif
|
Belum
|
Belum
|
Belum
|
Belum
|
|
·
Jumlah
|
|||||
·
Panjang rata-rata
|
|||||
Warna daun
|
Hijau
|
Hijau
|
Kekuningan
|
Kekuningan
|
26 Oktober 2012
|
Kelayuan tanaman
|
Belum
|
Belum
|
Sudah 2
|
Belum
|
|
Akara adventif
|
Belum
|
Belum
|
Belum
|
Belum
|
|
·
Jumlah
|
|||||
·
Panjang rata-rata
|
|||||
Warna daun
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau kekuningan
|
29 Oktober 2012
|
Kelayuan tanaman
|
Belum
|
Belum
|
Sudah 5
|
Sudah
|
|
Akara adventif
|
Belum
|
Sudah
|
Belum
|
Sudah
|
|
·
Jumlah
|
32
|
6
|
|||
·
Panjang rata-rata
|
|||||
Warna daun
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau kekuningan
|
01 November 2012
|
Kelayuan tanaman
|
Belum
|
Belum
|
Layu 6
|
Sudah 4
|
|
Akara adventif
|
|||||
·
Jumlah
|
|||||
·
Panjang rata-rata
|
|||||
Warna daun
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau kekuningan
|
Hijau kekuningan
|
04 November 2012
|
Kelayuan tanaman
|
Sudah 2
|
Belum
|
Sudah 8
|
Sudah 5
|
|
Akara adventif
|
|||||
·
Jumlah
|
|||||
·
Panjang rata-rata
|
|||||
Warna daun
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau kekuningan
|
Hijau kekuningan
|
07 November 2012
|
Kelayuan tanaman
|
Sudah 2
|
Belum
|
Sudah 9
|
Sudah 6
|
|
Akara adventif
|
|||||
·
Jumlah
|
|||||
·
Panjang rata-rata
|
|||||
Warna daun
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau kekuningan
|
Hijau kekuningan
|
10 November 2012
|
Kelayuan tanaman
|
Sudah 2
|
Sudah 1
|
Sudah 10
|
Sudah 8
|
|
Akara adventif
|
|||||
·
Jumlah
|
|||||
·
Panjang rata-rata
|
|||||
Warna daun
|
Hijau
|
Hijau
|
Kekuningan
|
Kekuningan
|
13 November 2012
|
Kelayuan tanaman
|
Sudah 2
|
2 membusuk
|
Sudah 10
|
Sudah 8
|
|
Akara adventif
|
|||||
·
Jumlah
|
|||||
·
Panjang rata-rata
|
|||||
Warna daun
|
Hijau
|
Hijau
|
Kekuningan
|
Kekuningan
|
16 November 2012
|
Kelayuan tanaman
|
Sudah 3
|
2 membusuk
|
Sudah 12
|
Sudah 9
|
|
Akara adventif
|
|||||
·
Jumlah
|
|||||
·
Panjang rata-rata
|
|||||
Warna daun
|
Hijau
|
Hijau
|
Kekuningan
|
Kekuningan
|
19 November 2012
|
Kelayuan tanaman
|
Sudah 3
|
2 daun
|
Sudah 12
|
Sudah 9
|
|
Akara adventif
|
|||||
·
Jumlah
|
|||||
·
Panjang rata-rata
|
|||||
Warna daun
|
Hijau
|
Hijau
|
Kekuningan
|
Kekuningan
|
22 November 2012
|
Kelayuan tanaman
|
Sudah 3
|
2 daun
|
Sudah 12
|
Sudah 9
|
|
Akara adventif
|
|||||
·
Jumlah
|
|||||
·
Panjang rata-rata
|
|||||
Warna daun
|
Hijau
|
Hijau
|
Kekuningan
|
Kekuningan
|
25 November 2012
|
Kelayuan tanaman
|
Sudah 4
|
3 daun
|
Sudah 12
|
Sudah 9
|
|
Akara adventif
|
|||||
·
Jumlah
|
|||||
·
Panjang rata-rata
|
28,5 cm
|
89 cm
|
V.
PEMBAHASAN
Tanaman yang mengalami waterlogging secara langsung berpengaruh
terhadap proses respirasi yang berlangsung pada tanaman. Secara umum respirasi
bertujuan untuk menghaslkan energi dalam bentuk ATP (Adenosin Triphospat).
Secara normal respirasi berlangsung dalam 4 tahap, yaitu
1.
Glikolisis yang menghasilkan 2 ATP
2.
Reaksi antar
3.
Siklus Krebs yang menghasilkan 2 ATP
4.
Transpor elektron yang menghasilkan 34 ATP
Menurut Kozlowski, genangan berpengaruh terhadap perutumbuhan vegetatif
tanaman karena tanaman memerlukan adanya pertukaran gas yang cepat dengan
lingkungannya dan adanya ketersediaan air yang memenuhi kebutuhan pertumbuhan
dan evapotranspirasi. Bila berlebih atau mengalami kekurangan menyebabkan
terjadinya cekaman dan akibatnya produktivitas tanaman menurun atau bahkan
terjadi kematian. Dalam keadaan tergenang, ruang pori tanah semuanya terisi
oleh air sehingga pertukaran gas antar akar, tanah, dan atmosfir terhambat yang
mengakibatkan tanaman mengalami cekaman. Menurut Marzolf et al (1999), genangan
selama 24 jam mampu menurunkan kadar
sampai 80 % bahkan dapat mengakibatkan tanah
anaerob, ini akan mempengaruhi langsung aktifitas fotosintesis dan respirasi
tanaman.

Menurut Christiansen dan Lewis, (1982), bahwa toleransi tanaman
terhadap genangan berhubungan dengan karakter morphologi, fisiologi, dan
anatomi. Akar adventif terbentuk karena adanya akumulasi auksin di perakaran (Visser et al, 1999). Genangan
mempengaruhi sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Mengakibatkan peningkatan
kadar
menjadi lebih dari 50 %, karena
genangan memutus suplai
ke tanah (Ponnamperunna,
1981). Maka akan menurunkan potensial redoks dan menghambat proses
dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme aerob sehingga hanya terjadi
dekomposisi anaerob (fermentasi) yang menghasilkan energi lebih rendah daripada
dekomposisi aerob.


Respon fisiologis yang terjadi yaitu berlangsungnya respirasi anaerob
atau biasa disebut fermentasi. Respon morphologis yang terjadi berupa
terbentuknya akar adventif untuk menangkap
dari udara.

Reaksi respirasi
anaerob :



Respon fisiologis bersifat reversibel atau dapat kembali seperti
semula, sedangkan respon morphologis bersifat irreversibel atau tidak dapat
kembali lagi (permanen). Secara normal respirasi membutuhkan
, disebut dengan respirasi
aeorb :

Reaksi respirasi
aerob :




Karena respirasi anaerob menghasilkan energi yang sedikit yaitu hanya
21 Kal dan 2 ATP, sehingga pertumbuhan tanaman jagung dan kacang (C3 dan C4)
terhambat , yang dapat dilihat dari kelayuan tanaman dan warna daun yang pucat
dan kuning. Hal ini berbeda dengan tanaman yang tumbuh normal yang dapat
melakukan resiprasi aerob yang menghasilkan 675 Kal dan 38 ATP.
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa respon tanaman yang mengalami
waterlogging pertama-tama melakukan respon fisiologis untuk memperoleh energi
melalui fermentasi, dalam proses fermentasi (respirasi anerob) juga dihasilkan
alkohol. Kemudian tanaman jagung dan kacang melalukan respon morphologis dengan
membentuk akar adventif.
VII.
DAFTAR
PUSTAKA
Christiansen, M. N., and C. F.
Lewis. 1982. Breading Plants for Less
Favorable Environment. New York: John Willey and Sons.
Dwidjoseputro,
D. 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kozlowski, T. T.
1984. Flooding and Plant Growth.
Academic Press, Inc, Orlando, FL.
Susilo, H. 1991.
Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta:
Universitas Indonesia Press Salemba.
VIII.
DOKUMENTASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari saling mendengarkan...