BERAT VOLUME TANAH
(secara tidak langsung)
Disusun oleh
Nama : Sofyan Asiddiq
NIM : 12-05-0111
Prodi : BTP D IV
Semester : 2 (Dua)
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
2013
I.
TUJUAN
Untuk
mengetahui Berrat Volume dan Porositas Tanah (n).
II.
ALAT DAN
BAHAN
A. Alat :
·
Gelas ukur
·
Gelas arloji
·
Benang
·
Neraca analitik
·
Oven
B. Bahan
·
Bongkahan tanah grumosol dan latosol
·
Lilin
·
Aquades
III.
LANGKAH
KERJA
1) Menyiapkan
semua alat dan bahan yang diperlukan.
2) Menimbang
gelas arloji (GA).
3) Mengambil
satu bongkahan tanah dan mengikatnya dengan benang.
4) Menimbangnya
dengan gelas arloji (A gram).
5) Mencairkan
lilin pada suhu ± 60° C.
6) Memasukkan
bongkahan tanah yang diikat ke dalam cairan lilin selama ± 15 menit.
7) Mendinginkannya,
agar pori-pori pada tanah tertutupi.
8) Memasukkan
bongkahan tanah tadi ke dalam gelas ukur yang berisi aquades ± 50 ml.
9) Mencatat
perubahan volume (x ml) dan melakukan
perhitungan.
10) Memasukkan data pada tabel dan membuat
laporan.
IV.
HASIL
PENGAMATAN
Rumus :
·
Volume lilin =
=
·
Volume bongkah = x -
·
Berat bongkah = (A – GA) x
·
BV bongkahan =
=
·
Porositas (n) =
x 100 %
Diketahui :
·
GA =
47,74 gram
·
GA + Tanah =
51,82 gram (A gram)
·
B gram =
52, 62 gram
·
X ml =
4 ml
BV =
= 1,27 gr/cc
Tabel Hasil Pengamatan
Kel
|
A (gr)
|
B (gr)
|
x (ml)
|
KL
|
BV gr/cc
|
BJ
|
N (%)
|
1
|
38,41
|
38,49
|
3
|
6,80
|
1,31
|
1,61
|
19
|
2
|
51,50
|
52,64
|
5
|
6,50
|
1,40
|
1,67
|
16
|
3
|
51,82
|
52,62
|
4
|
4,10
|
1,27
|
2,12
|
44
|
4
|
42,56
|
43,86
|
6
|
4,30
|
1,82
|
2,05
|
11
|
Rata-rata BV tiap jenis tanah
·
Latosol =
1,35 gr/cc
·
Grumosol =
1,54 gr/cc
Rata-rata Porositas Tanah (n) tiap
jenis tanah
·
Latosol =
17,50 %
·
Grumosol =
27,50 %
V.
PEMBAHASAN
Bulk
Density atau Kerapatan Lindak atau Bobot Isi (Berat Volume) menunjukkan
perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume
pori-pori tanah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatana tanah. Makin padata
suatau tanah makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air
atau ditembus akat tanaman. Umumnya bulk density berkisar dari 1,1 – 1,6 gr/cc (Hardjowigeno,
2007).
Berat volume tanah
merupakan salah satu sifat fisik tanah yang paling sering ditentukan, karena
keterkaitannya yang erat dengan kemudahan penetrasi akar di dalam tanah,
drainase dan aerasi tanah, serta sifat fisik tanah lainnya.
Bulk density penting
untuk menghitung kebutuhan pupuk atau iar untuktiap-tiap hektar tanah, yang
didasarkan pada berat tanah per hektar. Besar kecilnya bulk density suatu tanah
tergantung pada struktur tananhya, dan bahan yang menyusun tanah tersebut serta
iklim.
Faktor yang mempengaruhi berat
volume (BV) :
1)
Struktur tanah
2)
Pengolahan tanah
3)
Bahan organik
4)
Agregasi tanah
Berdasarkan data hasil
pengamatan terhadapBV tanah grumosol dan latosol, tanah grumosol memiliki harga
bulk density (BV) yang lebih tinggi dibandingkan tanah latosol. Hal ini
disebabbkan karena tanah grumosol memiliki tibgkat kepadatan yangyang lebih
tinggi dibandingkan tanah latosol. Tetapi pada data kelompok empat harga bulk
density (BV) tidakpada kisaran umumnya (1,1-1,6 gr/cc), yaitu sebesar 1,82
gr/cc. Hal ini mungkin disebabkan karena kesalahan saat penimbangan.
Porositas
tanah adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati air
dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori makro dan mikro terisi air, pada
saat kerng pori makro dan sebagian pori mikro terisi udara (Foth, 1982).
Pori-pori tanah adalah
bagian yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara atau air).
Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (macro pore) dan
pori-pori halus (micro pore). Macro pore berisi udara atau air gravitasi (air yang
mudah hilang karena gravitasi). Sedangkan micro pore berisi air kapiler atau
udara. Tanah dengan banyak pori-pori bersar sulit menahan air, sehingga tanaman
mudah kekeringan. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah
dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi
daripada tanah dengan sturktur massive (pejal) (Hardjowigeno, 2007).
Porositas tanah (n)
dipengaruhi oleh :
1)
Kandungan bahan organik
2)
Struktur tanah
3)
Tekstur tanah
Berdasarkan
data hasil pengamatan prorsitas tanah (n) pada tanah grumosol dan latosol,
tanah grumosol memiliki harga porositas tanah (n) yang lebih tinggi
dibandingkan tanah grumosol. Hal ini dosebabkan karena tanah grumosol
berstruktur granuler ( remah), sedangkan tanah latosol berstruktur massive
(pejal). Tetapi pada data kelompok empat harga pororsitas (n) lebih kecil untuk
tanah grumosol dibandingkan porositas (n) kelompok satu dan dua untuk tanah
latosol. Hal ini mungkin disebabkan karena kesalaha saat penimbangan.
Tinggi
rendahnya porositas tanah sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok
untuk tanah tersebut. Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian
sulit menyerap air, maka kita menanam tanaman yang rakus air, dan begitu pula
sebaliknya (Hakim, 1986).
Porositas tanah erat
kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah (bulk density). Semakin padat tanah
ebrarti semakin sulit menyerap air, maka porositas tanah semkain kecil, dan
begitu pula sebaliknya. Porositas bisa juga deisebut dengan ruang pori total
dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati air dan udara, sehingga
merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang porous
artinya tanah yang cukup memiliki ruang pori untuk pergerakan air tanah dan
udara (Pairunan, dkk. 1985).
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil praktikum
yang telah dilakukan terhadap tanah latosol dan grumosol mengenai Berat Volume
(Bulk Density) dan Porositas tanah (n), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1)
Tanah grumsol memiliki Bulk Density yang lebih besar
diabandingkan dengan tanah latosol.
2)
Faktor yang mempengaruhi berat volume, yaitu: struktur
tanah, pengolahan tanah, bahan organik, dan agregasi tanah.
3)
Tanah latosol memiliki porositas tanah (n) yang lebih
rendah dibandingkan tanah grumosol.
4)
Faktor yang mempengaruhi porositas, yaitu: kandungan
bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah.
VII.
DAFTAR
PUSTAKA
Buringh, P.
1983. Pengantar Pengajian Tanah-Tanah Wilayah Tropika Dan Subtropika. UGM
Press: Yogyakarta.
Hardjowigeno,
Srawono. 2007. Ilmu Tanah. Akademika
Pressindo: Jakarta.
Indranada,
Henry K. 1986. Pengelolaan Kesuburan
Tanah. Bina Aksara: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari saling mendengarkan...