I.
TUJUAN
Untuk
mengetahui proses terjadinya peristiwa Plasmolisis dan Deplasmolisis di dalam
sel tumbuhan.
II.
ALAT
DAN BAHAN
A.
Alat :
ü
Mikroskop
ü
Kertas HVS
ü
Silet
ü
Pensil
ü
Tissue
ü
Pena
ü
3 erlenmeyer
ü
3 pipet tetes
ü
2 preparat
ü
5 penutup preparat
B.
Bahan :
ü
Air (H2O)
ü
Larutan Sukrosa 0,5 M
ü
Larutan Sukrosa 2 M
ü
Daun Rhoe
Discolor
III.
LANGKAH
KERJA
1)
Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan;
2)
Mengiris tipis epidermis bawah daun Rhoe Discolor, lalu
meletakkannya pada preparat. Kemudian menetesinya dengan air, lalu menutupnya;
3)
Mengamati perubahan yang terjadi
menggunakan mikroskop, kemudian menggambarnya (minimal 10 sel) dan memberi
keterangan pada gambar;
4)
Menyerap air menggunakan tissue pada
obyek di langkah 2, kemudian menetesinya dengan larutan Sukrosa 0,5 M;
5)
Sama seperti langkah 3;
6)
Menyerap larutan Sukorosa 0,5 M
menggunakan tissue pada obyek dilangkah 4, kemudian menetesinya dengan air (H2O);
7)
Sama seperti langkah 3;
8)
Mengiris tipis epidermis bawah daun Rhoe Discolor, lalu meletakkannya pada
preparat. Kemudian menetesinya dengan larutan Sukrosa 2 M;
9)
Sama seperti langkah 2;
10)
Menyerap larutan Sukrosa 2 M menggunakan tissue pada obyek dilangkah 8,
kemudian menetesinya dengan air;
11)
Sama seperti langkah 2;
12)
Membuat laporan.
IV.
HASIL
PENGAMATAN
V.
PEMBAHASAN
Dalam
Kamus Lengkap Biologi (1989), Isotonik artinya sama tekanan osmosanya
(larutan). Isotonik adalah suatu kondisi larutan yang memiliki konsentrasi yang
sama antara larutan yang di dalam dengan yang di luar. Hal tersebut dibuktikan
pada percobaan pertama dengan menambah air pada sel daun Rhoe Discolor yang diamati. Dalam
percobaan tersebut tidak terjadi aliran air, karena kedua larutan tersebut (air
dan sitoplasma) bersifat isotonik. Hal ini ditandai dengan warna sel yang masih
berwarna ungu pekat dan membran sel yang masih tetap.
Fungsi
membran sel adalah untuk mengatur lalu lintas molekul air dan ion/senyawa yang
terlarut dalam air untuk keluar masuk sel atau organel-organelnya. Membran sel
bersifat semipermeable, artinya molekul air dapat menembus sedangkan
bahan-bahan terlarut tidak. Menurut F. B. Salisbury dan C. W. Ross, pada
kenyataannya bersama molekul air ikut pula ion/senyawa yang terlarut menembus
membran, maka mereka menyebut membran sel bersifat tembus terkendali
(diffrentially permeable).
Plasmolisis
artinya peristiwa melepaskan. Plasmolisis adalah peristiwa peluruhan membran
sel karena sitoplasma mengalami Exomosis (keluarnya sitoplasma) dari dalam sel.
Exomosis terjadi karena perbedaan konsentrasi antara sitoplasma dengan cairan
di luar sel, cairan tadi bersifat Hipertonik (larutan yang lebih tinggi
konsentrasnya daripada cairan di dalam sel). Menurut Prof. Dr. D. Dwijoseputro,
“Jika DTD (Defisit Tekanan Difusi) di dalams el lebih rendah daripada DTD
larutan disekitar sel, maka air meninggalkan sel sampai DTD di dalam dan di
luar sama. Protoplas yang kehilangan air menyusut volumenya dan terlepas dari
dinding sel. Sel dalam keadaan plasmolisis memiliki DTD dan TO (Tekanan Osmosis)
yang tinggi, sebaliknya TT (Tekanan Turgor) negatif”. Hal tersebut dibuktikan
pada percobaan ke-2 dengan larutan sukrosa 0,5 M dan pada percobaan ke-4 dengan
larutan sukrosa 2 M, sel daun Rhoe Discolor
mengalami exomosis yang mengakibatkan terjadinya plasmolisis. Perbedaannya,
pada percobaan ke-2 hanya sebagian kecil sel yang mengalami plasmolisis, hal
tersebut ditandai dengan sel yang masih utuh berwarna ungu muda. Sedangkan pada
percobaan ke-4 hampir semua sel mengalami peristiwa plasmolisis, ditandai dengan
sel yang hampir semuanya berwarna ungu muda bahkan ada yang putih/bening. Ciri
tanaman yang mengalami plasmolisis yaitu layu.
Air
dapat bertindak sebagai larutan isotonik dan hipotonik. Deplasmolisis yaitu
peristiwa kembalinya membran sel pada posisi semula. Peristiwa ini hanya dapat
terjadi jika sel yang mengalami plasmolisis belum rusak. Tandanya jika tanaman
yang layu disiram dengan air dan masih tetap layu, itu berarti sel-selnya sudah
rusak. Peristiwa ini dapat terjadi jika sel dismpan dalam larutan yang bersifat
Hipotonik (konsentrasinya lebih rendah). Larutan yang kami gunakan disini yaitu
air yang ditambahkan pada sel daun Rhoe
Discolor yang mengalami plasmolisis. Kemudian sel memgalami Endosmosis
(masuknya air ke dalam sel) sehingga mengaktifkan tekanan turgor, yaitu tekanan
yang menuju dinding sel yang mendorong membran sel kembali merapat ke dinding
sel. Hal ini dibuktikan pada percobaan ke- 3 dan percobaan ke-5.
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa air dapat bersifat isotonik dan
hipotonik terhadap sel daun Rhoe
Discolor. Sel daun Rhoe Discolor yang di tambah
larutan sukrosa 0,5 M dan 2 M terbukti mengalami peristiwa plasmolisis
(meluruhnya membran sel), karena larutan tadi bersifat hipertonik. Dan sel yang
mengalami peristiwa plasmolisis ketika di tambah air terbukti mengalami
peristiwa deplasmoloisis, karena air bersifat hipotonik.
VII.
DAFTAR
PUSTAKA
Dwijoseputro, D.
1966. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Gramedia.
Lakitan,
Benjamin. 1993. Dasar-dasar Fisiologi
Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sungguh, AS’ AD.
1989. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta:
Gaya Media Pratama.
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20111002221953AAwRcEa
VIII.
DOKUMENTASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari saling mendengarkan...