Aku

Disinilah semuanya dimulai dan diakhiri... Disinilah semuanya datang dan pergi... Disinilah semua mimpi dan nyata...

Jumat, 15 Februari 2013

ALAT-ALAT LABORATORIUM KIMIA


Ø  Buret
Fungsi  :
·         Untuk melakukan titrasi
·         Untuk mengukur volume larutan

Ø  Pengaduk Kaca
Fungsi  :
·         Untuk mengaduk

Ø  Pipet Volume / Pipet Gondok / Volumetrik
Fungsi  :
·         Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu

Ø  Pipet Ukur
Fungsi  :
·         Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu
·         Untuk mengukur volume larutan

Ø  Tabung Reaksi
Fungsi  :
·         Untuk mereaksikan zat

Ø  Gelas Ukur
Fungsi  :
·         Untuk mengukur volume larutan

Ø  Botol Timbang
Fungsi  :
·         Untuk menyimpan sampel
·         Untuk menimbang sampel

Ø  Erlenmeyer
Fungsi  :
·         Tempat menampung larutan
·         Tempat membuat larutan

Ø  Labu Destruksi
Fungsi  :
·         Untuk menganalisis kadar N dalam tanah / tanaman

Ø  Corong Kaca / Corong Tapis
Fungsi  :
·         Untuk memasukkan larutan
·         Untuk proses penyaringan

Ø  Labu Takar
Fungsi  :
·         Untuk membuat larutan
·         Untuk mengencerkan larutan

Ø  Gelas Arloji
Fungsi  :
·         Untuk menimbang bahan kimia

Ø  Beker Gelas
Fungsi  :
·         Tempat menampung larutan
·         Tempat membuat larutan

Ø  Eksikator
Fungsi  :
·         Untuk mengeringkan zat yang telah di oven

Senin, 11 Februari 2013

Lagi aku lagi


Menunggu si pagi buta yang tak kunjung datang...
Memberi aroma bagi si gadis yang akan datang...
Masa bodoh terlewat terbaik masa datang...
Lupa akan kebodohan si bunga yang pernah datang...
Satu juang tingkat tinggi untuk pujaan yang datang...
Menjemput atau menunggu sampai datang...
Aku putuskan menjemput agar kau datang...
Terimakasih kau pergi dan kau datang...
Menjemput dan menunggu lagi...

HG

Sisi Hati


Kau terindah dimimpi mengusik rasa sendiri...
Tiup angin mengintai tatap merasuki...
Panah yang tak terkait tertahan menjadi-jadi...
Duhai si malu yang menggelitik...
Khayal indah tak terganti...

Kecewa kau jauh di tepi suara dan tulis terkirim...
Pujaan tercantik...
Berbunga saat bertatap dihati...
Mata nakal yang kiri yang kanan mengganti...
Si remaja yang berapi-api...

Jalan riang beriring...
Tersentak tersandung jari merona dipipi...
Ternyata dia menyukai...
Bahagia selalu dihati...
Tercinta dan tersayang di sisi...

HG

Hai


Hai mentari pagi...
Tolong berikan kehangatan mu padanya...
Hai embun pagi...
Tolong berikan kejernihan mu padanya...
Hai udara pagi...
Tolong berikan kesegaran mu padanya...
Hai hari...
Tolong berikan yang terbaik di hari ini padanya...
Hai pagi...
Tolong berikan semangat baru mu padanya...
Ya allah...
Perkenankanlah mereka untuk memberikan apa yang mereka miliki padanya...

HG

Kayuhlah Sang Penunggang

Gowes...gowes...gowes...!!!
Lecet tak apa, lelah tak apa, basah pun tak apa...
Demi satu tujuan...
Ada apa di Malioboro...???
Tengah mala bergerimis...
Sepeda yang mulai mendesir lirih...

Sini kawan, kau kan ku abadikan dengan cahaya...
Melesat, melintas, menembus wedang ronde...
Si penghangat tengah malam dan tengah gerimis...
Lor dan kidul menjadi saksi...

Mata anak muda yang penuh ambisi yang masih terikat...
Lepas...lepas...lepaskanlah...!!!
Hidup seperti mengendarai sepeda...
Berjalanlah untuk tujuan dan seimbanglah...

Wahai penunggang sepeda...
Sisakan nyawamu untuk mengabdi pada negeri...

HG

Selasa, 05 Februari 2013

TRANSPORTASI


        I.            TUJUAN
Untuk mengetahui jaringan yang berperan dalam pengangkutan air dari akar ke daun.
      II.            ALAT DAN BAHAN
A.      Alat        :
ü  2 botol
ü  Kapas
ü  Cutter
ü  Karet
ü  Kardus

B.      Bahan   :
ü  2 Tanaman Kolbanda
ü  Vaselin
ü  Indikator Eosin

    III.            LANGKAH KERJA
1)      Menyiapkan semua alat dan bahan praktikum yang diperlukan;
2)      Membuat penutup botol dari kardus berbentuk “+”;
3)      Mengambil 2 tanaman Kolbanda, lalu mengiris epidermis batang dengan hati-hati dan ujungnya dibuat lancip;
4)       Memasukkan tanaman kolbanda pada masing-masing penutup;
5)      Untuk membuktikan fungsi xylem, maka bagian sela antara batang yang masih utuh dengan batang yang epidermisnya di iris dilapisi dengan vaselin;
6)      Untuk membuktikan fungsi phloem, maka bagian yang lancip pada batang di lapisi dengan vaselin;
7)      Memasukkan masing-masing tanaman pada botol yang telah di isi indikaotr Eosin;
8)      Memastikan tanaman berdiri tegak dengan memasukkan kapas kemudian di ikat denga karet;
9)      Memberi label padatiap botol sesuai yang diujikan;
10)   Menunggu selama ± 2 jam sampai indikator eosin menyerap dan mengubah warna tulang daun;
11)   Setelah 2 jam, kemudian mengamati perubahan yang terjadi;
12)   Membuat laporan.

    IV.            HASIL PENGAMATAN

      V.            PEMBAHASAN
Pengangkutan air pada tumbuhan meliputi 2 cara, yaitu pengangkutan air dan garam mineral di luar pembuluh xylem (ekstravaskuler) dan pengangkutan air melalui pembuluh xylem (intravaskuler).
1.       Transportasi Ekstravaskuler
Proses pengangkutan ekstravaskuler sebagai berikut, air bergerak secara horizontal yaitu dari permukaan akar menuju ke sel epidermis (rambut akar) kemudian bergerak diantara sel-sel korteks. Untuk sampai ke stele air harus melewati sitoplasma sel-sel endodermis. Transportasi ekstravaskuler ada 2 macam, yaitu :
a.       Simplas
Yaitu pengangkutan air dan zat terlarut secara difusi osmosis, dari sel kel sel melalui bagian sel tumbuhan yang hidup misalnya sitoplasma (plasmodesmata) dan vakuola. Pada transportasi simplas ini terhalang oleh nilai osmosis dan sel endodermis dan pericycle (perikambium) yang lebih rendah dari sel-sel korteks disebelah luarnya sehingga transportasi dari korteks ke stele baik simplas maupun apoplas harus dengan transpor aktif atau pompa ion.
b.      Apoplas
Merupakan pengangkutan air dan zat terlarut secara difusi osmosis (transportasi pasif) di luar sitoplasma melalui bagian sel yang tidak hidup, misalnya melalui dinding sel dan ruang natar sel. Air tidak bisa masuk ke xylem karena terhalang penebalan zat gabus (suberin) pita kaspari sel endodermis, sehingga air harus dipompa menembus sitoplasma sel endodermis dan tranportasi menjadi simplastik terutama peresap.
2.       Transportasi Intravaskuler
Merupakan pengangkutan air dari akar menuju daun melalui xylem. Urutannya : xylem akar, xylem batang, xylem tangkai daun, xylem tulang daun. Selanjutnya dari xylem tulang daun masuk ke sel-sel mesofil daun untuk digunakan dalam fotosintesis. Proses transportasi air melalui xylem bersifat apoplastik  karena sel-sel xylem bersifat sel mati.
Pengangkutan hasil fotosintesis (translokasi) ke seluruh bagian tumbuhan melalui phloem merupakan transportasi simplas, karena phloem merupakan sel hidup. Bagian yang berperan utama dalam translokasi adalah komponen pembuluh tapis yang berupa sel memanjang berbentuk silindris yang bersatu dibagin ujung membentuk suatu pembuluh.
Proses distribusi bahan mekanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi. Berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xylem yang berjalan satu arah, pengangkutan pada pembukuh phloem dapat berlangsung ke segala arah. Translokasi dapat terjadi karena adanya aliran sitoplasma di dalam sel-sel melalui plasmodesmata. Plasmodesmata memungkinkan pengangkutan hasil fotosintesis secara difusi dari satu sel ke sel lain.
Translokasi juga dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmosis yang terjadi di dalam pembuluh phloem anatar organ yaitu daun, batang, dan akar. Peningkatan kadar gula di dalam phloem daun akan meningkatkan tekanan osmosis daun, sehingga hasil fotosintesis mengalir ke seluruh tubuh.
Secara umum struktur akar dan batang sebagai berikut :
1.       Epidermis
2.       Korteks
3.       Endodermis
4.       Pericycle
5.       Phloem
6.       Xylem
Tetapi perbedaan pada tanaman dikotil yaitu tidak terdapat endodermis dan pericycle. Faktor yang mempengaruhi transportasi air dan zat terlarut melalui xylem dari akar hingga daun yaitu :
1.       Daya kapilaritas batang
2.       Daya hisap daun
3.       Daya tekan akar

    VI.            KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat dari penelitian terhadap tanaman Kolbanda, untuk perlakuan fungsi xylem telah terbukti benar dengan warna tulang daun yang berubah kemerahan. Tetapi untuk perlakuan fungsi phloem kami melakukan kesalahan saat menempelkan vaselin. Sehingga terjadi kesalahan terhadap hasilnya, yaitu daun berwarna  merah. Seharusnya untuk perlakuan pholem warna daun tetap.

  VII.            DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Salisbury, F. B. dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB

http://biosejati.wordpress.com/2011/11/10/proses-pengangkutan -pada-tumbuhan/

VIII.            DOKUMENTASI

RESPON TANAMAN TERHADAP KELEBIHAN AIR (WATERLOGGING)


        I.            TUJUAN
Untuk mengetahui respon Fisiologis dan Morphologis tanaman C3 dan C4 terhadap stres lingkungan, yaitu kelebihan air dibagian akar.

      II.            ALAT DAN BAHAN
A.      Alat        :


ü  Sendok semen
ü   4 polybag
ü  Ayakan
ü  Gembor
ü  4 label
ü  Staples
ü  Mistar
ü  Correction pen
ü  Kertas HVS
ü  Pena



B.      Bahan   :
ü  10 benih tanaman C3 (kacang hijau)
ü  10 benih tanaman C4 (jagung)
ü  Tanah
ü  Air

    III.            LANGKAH KERJA
1)      Membuat label pada tiap polybag, yaitu :
C3                           C3                           C4                           C4
Kontrol                 Rendam               Kontrol                 Rendam
2)      Mengayak tanah dan memasukkannya pada tiap polybag;
3)      Menyiram semua media tanam;
4)      Membuat 5 lubang sedalam ± 2 cm pada tiap media;
5)      Memasukkan semua benih C3 dan C4 ke dalam setiap lubang sesuai label, lalu menguburnya;
6)      Menyiram setiap hari pada pagi dan sore hari;
7)      Usia 3 minggu melakukan pengamatan terhadap warna daun, kelayuan tanaman dan akar adventif;
8)      Selanjutnya pengamatan dilakukan setiap 3 hari sekali, sebanyak 12 kali pengamatan;
9)      Memasukkan data pada tabel dan membuat laporan.

    IV.            HASIL PENGAMATAN
Tabel Daftar Perubahan Yang Terjadi Pada Tanaman
Uraian
Tanaman C3
Tanaman C4
Keteranagan
Kontrol
Perlakuan
Kontrol
Perlakuan
Warna daun
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
23 Oktober 2012
Kelayuan tanaman
Belum
Belum
Belum
Belum
Akara adventif
Belum
Belum
Belum
Belum
·         Jumlah




·         Panjang rata-rata




Warna daun
Hijau
Hijau
Kekuningan
Kekuningan
26 Oktober 2012
Kelayuan tanaman
Belum
Belum
Sudah 2
Belum
Akara adventif
Belum
Belum
Belum
Belum
·         Jumlah




·         Panjang rata-rata




Warna daun
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau kekuningan
29 Oktober 2012
Kelayuan tanaman
Belum
Belum
Sudah 5
Sudah
Akara adventif
Belum
Sudah
Belum
Sudah
·         Jumlah

32

6
·         Panjang rata-rata




Warna daun
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau kekuningan
01 November 2012
Kelayuan tanaman
Belum
Belum
Layu 6
Sudah 4
Akara adventif




·         Jumlah




·         Panjang rata-rata




Warna daun
Hijau
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau kekuningan
04 November 2012
Kelayuan tanaman
Sudah 2
Belum
Sudah 8
Sudah 5
Akara adventif




·         Jumlah




·         Panjang rata-rata




Warna daun
Hijau
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau kekuningan
07 November 2012
Kelayuan tanaman
Sudah 2
Belum
Sudah 9
Sudah 6
Akara adventif




·         Jumlah




·         Panjang rata-rata




Warna daun
Hijau
Hijau
Hijau kekuningan
Hijau kekuningan
10 November 2012
Kelayuan tanaman
Sudah 2
Sudah 1
Sudah 10
Sudah 8
Akara adventif




·         Jumlah




·         Panjang rata-rata




Warna daun
Hijau
Hijau
Kekuningan
Kekuningan
13 November 2012
Kelayuan tanaman
Sudah 2
2 membusuk
Sudah 10
Sudah 8
Akara adventif




·         Jumlah




·         Panjang rata-rata




Warna daun
Hijau
Hijau
Kekuningan
Kekuningan
16 November 2012
Kelayuan tanaman
Sudah 3
2 membusuk
Sudah 12
Sudah 9
Akara adventif




·         Jumlah




·         Panjang rata-rata




Warna daun
Hijau
Hijau
Kekuningan
Kekuningan
19 November 2012
Kelayuan tanaman
Sudah 3
2 daun
Sudah 12
Sudah 9
Akara adventif




·         Jumlah




·         Panjang rata-rata




Warna daun
Hijau
Hijau
Kekuningan
Kekuningan
22 November 2012
Kelayuan tanaman
Sudah 3
2 daun
Sudah 12
Sudah 9
Akara adventif




·         Jumlah




·         Panjang rata-rata




Warna daun
Hijau
Hijau
Kekuningan
Kekuningan
25 November 2012
Kelayuan tanaman
Sudah 4
3 daun
Sudah 12
Sudah 9
Akara adventif




·         Jumlah




·         Panjang rata-rata

28,5 cm

89     cm

      V.            PEMBAHASAN
Tanaman yang mengalami waterlogging secara langsung berpengaruh terhadap proses respirasi yang berlangsung pada tanaman. Secara umum respirasi bertujuan untuk menghaslkan energi dalam bentuk ATP (Adenosin Triphospat). Secara normal respirasi berlangsung dalam 4 tahap, yaitu
1.       Glikolisis yang menghasilkan 2 ATP
2.       Reaksi antar
3.       Siklus Krebs yang menghasilkan 2 ATP
4.       Transpor elektron yang menghasilkan 34 ATP
Menurut Kozlowski, genangan berpengaruh terhadap perutumbuhan vegetatif tanaman karena tanaman memerlukan adanya pertukaran gas yang cepat dengan lingkungannya dan adanya ketersediaan air yang memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan evapotranspirasi. Bila berlebih atau mengalami kekurangan menyebabkan terjadinya cekaman dan akibatnya produktivitas tanaman menurun atau bahkan terjadi kematian. Dalam keadaan tergenang, ruang pori tanah semuanya terisi oleh air sehingga pertukaran gas antar akar, tanah, dan atmosfir terhambat yang mengakibatkan tanaman mengalami cekaman. Menurut Marzolf et al (1999), genangan selama 24 jam mampu menurunkan kadar  sampai 80 % bahkan dapat mengakibatkan tanah anaerob, ini akan mempengaruhi langsung aktifitas fotosintesis dan respirasi tanaman.
Menurut Christiansen dan Lewis, (1982), bahwa toleransi tanaman terhadap genangan berhubungan dengan karakter morphologi, fisiologi, dan anatomi. Akar adventif terbentuk karena adanya akumulasi auksin di perakaran (Visser et al, 1999). Genangan mempengaruhi sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Mengakibatkan peningkatan kadar  menjadi lebih dari 50 %, karena genangan memutus suplai  ke tanah (Ponnamperunna, 1981). Maka akan menurunkan potensial redoks dan menghambat proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme aerob sehingga hanya terjadi dekomposisi anaerob (fermentasi) yang menghasilkan energi lebih rendah daripada dekomposisi aerob.
Respon fisiologis yang terjadi yaitu berlangsungnya respirasi anaerob atau biasa disebut fermentasi. Respon morphologis yang terjadi berupa terbentuknya akar adventif untuk menangkap  dari udara.
Reaksi respirasi anaerob :
 →  +  + 21 Kal + 2 ATP
Respon fisiologis bersifat reversibel atau dapat kembali seperti semula, sedangkan respon morphologis bersifat irreversibel atau tidak dapat kembali lagi (permanen). Secara normal respirasi membutuhkan , disebut dengan respirasi aeorb :
Reaksi respirasi aerob :
 +  → +  +  + 675 Kal + 38 ATP


Karena respirasi anaerob menghasilkan energi yang sedikit yaitu hanya 21 Kal dan 2 ATP, sehingga pertumbuhan tanaman jagung dan kacang (C3 dan C4) terhambat , yang dapat dilihat dari kelayuan tanaman dan warna daun yang pucat dan kuning. Hal ini berbeda dengan tanaman yang tumbuh normal yang dapat melakukan resiprasi aerob yang menghasilkan 675 Kal dan 38 ATP.
    VI.            KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa respon tanaman yang mengalami waterlogging pertama-tama melakukan respon fisiologis untuk memperoleh energi melalui fermentasi, dalam proses fermentasi (respirasi anerob) juga dihasilkan alkohol. Kemudian tanaman jagung dan kacang melalukan respon morphologis dengan membentuk akar adventif.

  VII.            DAFTAR PUSTAKA
Christiansen, M. N., and C. F. Lewis. 1982. Breading Plants for Less Favorable Environment. New York: John Willey and Sons.
Dwidjoseputro, D. 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kozlowski, T. T. 1984. Flooding and Plant Growth. Academic Press, Inc, Orlando, FL.
Susilo, H. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia Press Salemba.

VIII.            DOKUMENTASI