Aku

Disinilah semuanya dimulai dan diakhiri... Disinilah semuanya datang dan pergi... Disinilah semua mimpi dan nyata...

Senin, 04 November 2013

JAM REVOLUSI

Bentuk jam masa kini bosen itu-itu mulu, makanya aku buat bentuk jam yang lebih atractiv. Semoga karya ku ini bisa jadi inspirasi untuk kalian.
Selamat mencoba...!!!
                                     
1.  Alat dan Bahan
*        Bahan :
·      Sebuah gir motor bekas ukuran besar
·      2 buah gir motor bekas ukuran kecil
·      Jam bekas
·      Mur dan baut bekas (masing-masing 4 buah)
·      Sebuah plat besi bekas dengan panjang 20 cm
·      Sebuah batang besi bekas dengan panjang 45 cm
·      Batu baterai
·      Pilok warna gold/yellow atau bisa warna yang lain
·      Lem altecco

*        Alat :
·      Peralatan las
·      Gergaji besi
·      Gunting

2.  Langkah kerja
Ø  Bersihkan semua bahan, tentukan posisi yang tepat agar gir besar dapat berdiri.
Ø  Tandai setiap sudut pada gir besar menggunakan gergaji besi (seperti pada jam).
Ø  Masukkan mur dan baut pada setiap lubang yang ada pada gir kecil, kemudian sambungkan kedua gir kecil dengan cara di las (lihat pada gambar).
Ø  Pasang plat besi pada gir besar dengan cara di las, sebagai alasnya (lihat gambar).
Ø  Bentuk batang besi sesuai keinginan (atau lihat pada gambar), kemudian pasang pada gir besar, lalu disambung pada gir kecil dengan cara di las (lihat pada gambar.
Ø  Pasang jam pada lubang yang ada pada gir besar dengan cara di laem menggunakan alteco, tapi jangan dulu dipasang jarum jam dan batu baterainya.
Ø  Semprot jam yang sudah jadi tadi menggunakan pilok sampai merata, tunggu sapai kering.
Ø  Pasang jarum jam dan baterai, kemudian samakan waktunya.

Ø  Jam revolusi anda sudah dapat digunakan. (selamat mencoba...)

Jumat, 01 November 2013

Narrative Text "Hair and The Louse"

Once upon a time, lived two brothers. The young brothers had long and luxuriant hair, but his hair full of louses. So the peoples mocked and expelled them from the village. His broter who can not self to saw his young brother treated harshly by them. He met all the shamans in his village, but no one of them  were could to treated his young brother. He just got a fetish, but the fetish was only added louse on his young brother’s hair.

Eventually the brother fell into poverty, because his wealth has gone to treated his young brother. He was very sad, he invited his young brother to fishing to the lake. The young brother accidentally  stepped on a plant similiar to aloe vera. The brother noticed a louse crashed from young brother’s hair. Louse fell on mucus plant that had been trampled, and the louse die right away. The brother got an idea, he made a ingredient from the plant and mixed with lime and perfume.

The medicine had used by his young brother. Finally the young brother free of louses. The brothers decided to made the medicine again and they would sold it to the peoples. They came wealthy again and employed local peoples to made the medicine. They gave the name of plant was of aloe vera and the medicine they gave the name of the shampo. They lived happily ever after.

by,
Sofyan Asiddiq

Drama "Dilema CInta Si Norman"

Para tokoh :
  1. Eki sebagai Raden Yogaswara / Si Norman
  2. Risna sebagai Putri Nirmalasari
  3. Sofyan sebagi Prabu Perbangkara
  4. Ira sebagai Putri Arumwangi
  5. Ridwan sebagai Prabu Darmayaksa
  6. Lia sebagai pembaca narasi


Alkisah dahulu kala ada sebuah Kerajaan yang bernama Kerajaan Tujuh Langit, Kerajaan tersebut diperintah oleh seorang Raja bernama Prabu Darmayaksa. Beliau memiliki dua orang anak, anak yang pertama bernama raden Yogaswara dan yang kedua bernama Putri Arumwangi. Kerajaan tersebut tengah mengalami masa-masa kemunduran. Oleh sebab itu Prabu Darmayaksa yang sudah lanjut usia berencana untuk memberikan tahktanya kepada putranya.
            Setelah mendapat keputusan maka Raden Yogaswara harus menyamar menjadi rakyat biasa, untuk mencari pujaan hatinya. Dalam penyamarannya ia mengubah namanya menjadi Si Norman.
            Si Norman mengembara mengarungi gunung dan lautan. Akhirnya sampailah ia di sebuah Kerajaan yang bernama Kerajaan Lauatan Api yang di perintah oleh Prabu Perbangkara. Beliau memiliki seorang putri yang cantik jelita, namanya Putri Nirmalasari.
            Karena kecerdasan dan ketangguhan Si Norman, maka ia diterima bekerja di Kerajaan tersebut sebagai pengawal kerajaan.
            Putri Nirmalasari dan Si Norman saling jatuh cinta. Tapi hal tersebut diketahui oleh Prabu Perbangkara, yang tentu saja sangat marah dan tidak akan pernah merestuinya.
            Untuk mencari jodoh Putrinya, maka Prabu Perbangkara mengadakan saembara untuk menyanyikan lagu india. Hal tersebut sampai ketelinga Si Norman, dan dia memutuskan untuk mengikutinya demi mendapatkan Putri Nirmalasari.
            Ada ribuan peserta dalam saembara tersebut. Akhirnya Si Norman berhasil menjadi pemenang. Tapi Prabu Perbangkara tetap tidak akan merestui Si Norman menjadi menantunya. Maka dari itu Si Norman menjelaskan tentang asal-usulnya.
            Akhirnya Putri Nirmalasari dan Raden Yogaswara menikah dengan pesta yang sangat meriah selama tujuh hari tujuh malam. Raden dan Putri kembali ke Kerajaan Tujuh Langit, dan Raden Yogaswara diangkat menjadi Raja di Kerajaan Tujuh Langit.
            Mereka semua akhirnya hidup bahagia dan mempunyai banyak keturunan. Begitulah kisah perjalanan singkat Dilema Cinta Si Norman. Sampai bertemu di episode selanjutnya...!!!




Created by Sofyan Asiddiq

Jumat, 19 April 2013

VARIANT BIJI

VARIANT BIJI



Disusun oleh
Nama : Sofyan Asiddiq
NIM : 12-05-0111
Prodi : BTP D IV
Semester : 2 (Dua)



BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
2013


       I.            TUJUAN
Untuk mengetahui variasi biji suatau tanaman.

    II.            ALAT DAN BAHAN
A.     Alat      :
·         Jangka sorong
·         Alat tulis
·         2 nampan

B.     Bahan  :
·         50 biji kacang merah

 III.            LANGKAH KERJA
1)      Menyiapkan semua laat dan bahan yang diperlukan.
2)      Mengambil 50 biji kacang emrah dan menyimpannya pada namapan 1 (nampan 1 dan 2 berbeda warna).
3)      Membuat tabel hasil pengamatan.
4)      Mengukur panjang, lebar, dan tebal 50 biji kacang merah, dan memasukkan data pada tabel.
5)      Melakukan eprhitungan statsitika.
6)      Membahasa hasil pengamatan dan membuat laproan.

  IV.            HASIL PENGAMATAN
1)      Data Panjang

Kelas
Batas Kelas
Frekuensi (f)
ӕi
141 – 147
140,5 – 147,5
9
144
148 – 154
147,5 – 154,5
14
151
155 – 161
154,5 – 161,5
10
158
162 – 168
161,5 – 168,5
8
165
169 – 175
168,5 – 175,5
5
172
176 – 182
175,5 – 182,5
2
179
183 – 189
182,5 – 189,5
2
186

2)      Data Lebar

Kelas
Batas Kelas
Frekuensi (f)
ӕi
51 – 54
50,5 – 54,5
4
52,5
55 – 58
54,5 – 58,5
11
56,5
59 – 62
58,5 – 62,5
13
60,5
63 – 66
62,5 – 66,5
15
64,5
67 – 70
66,5 – 70,5
6
68,5
71 – 74
70,5 – 74,5
1
72,5
75 - 78
74,5 – 78,5
0
76,5

3)      Data Tebal

Kelas
Batas Kelas
Frekuensi (f)
ӕi
70,6 – 74,6
70,1 – 75,1
10
72,6
75,6 – 79,6
75,1 – 80,1
12
77,6
80,6 – 84,6
80,1 – 85,1
13
82,6
85,6 – 89,6
85,1 – 90,1
7
87,6
90,6 – 94,6
90,1 – 95,1
6
92,6
95,6 – 99,6
95,1 – 100,1
2
97,6
100,6 – 104,6
100,1 – 105,1
0
102,6

     V.            PEMBAHASAN
Menurut Stern (1930) bahwa kenampakan luar atau sifat-sifat (Fenotipe) selain dipengaruhi oleh faktor pembawaan gen juga dipengeruhi oleh lingkungan. Oleh Johansen (Denmark, 1911) diciptakan istilah genotipe untuk sifat-sifat dasar yang belum terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan dan fenotipe untuk sifat-sifat yang tampak. Maka menurut Stern, fenotipe adalah resultante dari genotipe dan faktor-faktor luar. Dan genotipe yang sama akan menunjukkan fenotipe yang ebda, jika faktor-faktor luar bagi kedua fenotipe berlainan.
            Pada penelitian ini, kami meguji teori tersbut dnegan membandingkan ukuran panjang, lebar, dan tebal dari 50 biji kacang emrah. Berdasarkan data “Histogram 1” terlihat bahwa biji-biji yang berasal dari satu spesies yang sama tidak semuanya berukuran panjang yang sama pula. Ada kelompok yang memiliki jumlah anggota lebih banyak (mayoritas) dan ada juga kelompok yang memiliki jumlah anggota lebih sedikit (minoritas). Begitu pula pada Histogram 2 untuk varias lebar dan pada Histogram 3 untuk variasi tebal. Semuanya memiliki perbedaan dari segi ukuran lebar dan tebal, semuanya bervariasi antara satu dengan yang lain.
            Jika kita perhatikan dari ketiga histogram tersbut, tampak bahwa kelompok mayoritas dan kelompok minoritas tidak selalu ada pada kelompok warna yang sama dari ketia histogram tersebut. Tidakselamnaybiji yang memiliki ukuran panjang lebih besarmemiliki ukuran lebar dan tebal yang besar juga. Begitu pula dengan ukuran lebar dan tebal semuanya bervariasi.
            Dalam satu kelompokpun masih terdapat berbagai variasi yang membedakan anatara biji satu dengan biji yang lainnya. Ada biji yang tinggi-kurus tapi ada juga yang tinggi –gemuk, dan ada biji yang pendek-kurus ada pula yang pendek-gemuk.
            Jika kita perhatikan pula bij-biji kacang yang berasal dari satu batang yang sama, maka nampaklah bahwa biji-biji tersebut tidak semua sama besarnya. Akan tetapi, jika biji yang besar maupun yang kecil itu ditanam di dalam tempat yang sama, maka dapat diperoleh tanaman-tanaman yang menghasilkanbiji-biji besar maupun kecil. Jadi biji yang esar tidak menjadi tanaman baru yang menghasilkan biji besar saja, dan biji kecil tidak menjadi tanaman baru yang menghasilkan biji kecil saja. Baik biji yang besar maupun yang kecil tumbuh menjadi tanaman yang menghasilkan biji-biji yang sama besar-kecilnya. Biji-biji kacang yangberbeda besar-kecilnya yang berasal dari satu batang itu yang disebut sebagai variasi (Variant Biji)

  VI.            KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap biji (dalam penelitaian ini kacang merah) meskipun dalam satu spesies maupun dari satu induk tanaman yang sama memiliki perbedaan anatara satu dengan yang lainnya. Dan variasi ini terbentuk karena adanya pengaruh dari pewarisan genetik dan juga faktor-faktor lingkungan yang saling mempengaruhi.

VII.            DAFTAR PUSTAKA
Allard, R. W. 1998. Pemuliaan Tanaman. Bina Aksara: Jakarta.
Crowder, L. V. 1986. Genetika Tumbuhan. UGM Press: Yogyakarta.
Dwidjoseputro, D. 1977. Pengantar Genetika. Bhratara Karya Akasara: Jakarta.